Bandung, CNN Indonesia --
Kecelakaan udara terjadi dalam kegiatan terjun payung di Perairan Bojongsalawe, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (30/12).
Insiden tersebut mengakibatkan dua atlet terjun payung meninggal dunia, sementara tiga atlet lainnya berhasil selamat.
Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan mengatakan peristiwa bermula saat pesawat latih Cessna 185 PK-SRC milik Fly School Ganesha lepas landas dari Bandara Nusawiru sekitar pukul 10.15 WIB dengan membawa lima orang penerjun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada ketinggian kurang lebih 10.000 feet terjadi perubahan arah angin yang cukup signifikan. Kondisi ini membuat para atlet kehilangan kendali dan arah pendaratan," ujar Andri yang dikutip dari rilis resmi yang dikeluarkan Humas Polres Pangandaran, Selasa.
Akibat perubahan cuaca tersebut, tiga atlet berhasil melakukan pendaratan darurat di Pantai Bojongsalawe dalam kondisi selamat. Namun, dua atlet lainnya terjatuh ke perairan laut.
Satu korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat tenggelam, sementara satu korban lainnya sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan dan dipastikan meninggal dunia.
Dua korban meninggal dunia diketahui bernama Rusli dan Widiasih, atlet terjun payung asal Kabupaten Bandung. Sementara tiga korban selamat yakni Khudlori, Muhammad Almuthofa, dan Karni, telah mendapatkan penanganan medis dan dinyatakan selamat.
Kapolres menjelaskan, saat laporan awal diterima, kondisi cuaca di perairan Pangandaran sedang tidak bersahabat.
"Kondisi gelombang cukup tinggi dan angin cukup kuat. Hal ini menjadi kendala dalam proses pencarian dan evakuasi," katanya.
Proses penanganan melibatkan Polres Pangandaran, Basarnas, Sat Polairud, TNI AL, serta instansi terkait lainnya. Tim gabungan melakukan penyisiran laut dan pantai di wilayah Cijulang untuk memastikan tidak ada korban lain.
"Untuk sementara, kami fokus pada penanganan korban dan penyelidikan. Seluruh kegiatan terjun payung dihentikan sementara sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," tegas Andri.
Kegiatan terjun payung tersebut rencananya berlangsung selama dua hari, yakni 30 hingga 31 Desember 2025. Namun, pascakecelakaan ini, seluruh rangkaian acara resmi dihentikan demi kepentingan keselamatan dan penyelidikan.
(csr/gil)

2 hours ago
2
















































