CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2025 19:08 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri memberikan keterangan pers kasus ledakan di SMA 72 Jakarta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --
Anak berkonflik dengan hukum (ABH) terduga pelaku ledakan bom di SMA 72 Jakarta menjalani operasi dekompresi kepala di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Selasa (11/11).
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Ginting mengatakan operasi dilakukan setelah pelaku dipindahkan ke RS Polri untuk diberikan penanganan medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini juga kami lakukan tindakan operasi dekompresi tulang kepala. Karena waktu kejadian ada dekompresi tulang kepala," ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Ia menjelaskan salah satu alasan pemindahan pelaku agar proses penanganan medis menjadi lebih maksimal. Martinus mengatakan pelaku saat ini juga terus diawasi oleh dokter bedah ahli saraf dan bedah plastik.
"Jadi kami beri perawatan di sana supaya lebih maksimal dan penanganan di sana oleh dokter bedah ahli saraf dan dokter bedah plastik," tuturnya.
Sebelumnya, ledakan terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara, Jumat (7/11) sekitar pukul 12.15 WIB, di area masjid sekolah saat kegiatan salat Jumat berlangsung.
Tidak ada korban meninggal dunia dalam insiden itu. Namun, korban luka dalam peristiwa itu tercatat ada sebanyak 96 orang.
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menyebut pelaku atau anak yang berkonflik dengan hukum itu merupakan pribadi yang tertutup dan jarang bergaul dengan orang lain.
Ia menyebut hal itu diketahui penyidik setelah memeriksa total 16 orang saksi termasuk tersangka, keluarga hingga para siswa dan guru di sekolah tersebut.
"Dari keterangan yang kami himpun Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) yang terlibat dikenal pribadi tertutup dan jarang bergaul," ujar Asep.
(tfq/kid)

3 hours ago
4

















































