Pelukan Harapan dari Tanah Papua: Saat Prajurit Loreng Menghapus Luka, Menyemai Asa

2 days ago 15

PAPUA - Di tengah sunyi dan sejuknya pegunungan Papua, Desa Julukoma di Kabupaten Puncak menjadi saksi bisu bagaimana cinta dan kemanusiaan menjelma dalam wujud para prajurit berseragam loreng. Bukan dalam bentuk barisan bersenjata, tetapi lewat sentuhan lembut dan pelayanan kesehatan, Satgas Yonif 732/Banau hadir sebagai cahaya harapan di wilayah terpencil yang kerap terabaikan.

Dipimpin Komandan Pos Letda Inf Dismas, personel Satgas yang tergabung dalam Komando Operasi Habema kembali menorehkan kisah menyentuh. Pada 4 Juni 2025, dua gadis kecil, Atena dan Erna, datang dengan langkah ragu dan tubuh yang terluka. Luka di tangan dan kaki mereka, akibat alergi dan goresan, menjadi bukti nyata kerasnya kehidupan di pelosok Papua. Namun di balik luka itu, mereka membawa harapan dan itulah yang disambut hangat oleh TNI.

Pratu Nanang Kasim Kira, anggota tim kesehatan pos, dengan cekatan memeriksa kondisi mereka dan langsung berkoordinasi. Tanpa menunda waktu, Kopda Eko dan Pratu Bendri bergerak cepat memberikan penanganan medis. Tak lama, senyum kembali merekah di wajah kecil itu. Bukan hanya luka yang disembuhkan, tapi juga rasa percaya bahwa mereka tidak sendiri.

“Pelayanan kesehatan yang kami berikan bukan hanya kewajiban, tetapi panggilan hati, ” ungkap Letda Inf Dismas. “Kami ingin setiap warga, sekecil apa pun harapannya, merasa didengar dan diperhatikan.”

Bagi masyarakat Julukoma, kehadiran TNI bukan lagi sekadar simbol kekuatan, melainkan pelindung yang hadir tanpa pamrih. Pelayanan kesehatan gratis yang mereka bawa menembus batas geografis dan keterbatasan fasilitas, membuktikan bahwa kemanusiaan tetap menjadi fondasi pengabdian.

Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, mengungkapkan apresiasinya terhadap pengabdian luar biasa tersebut.

“Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Satgas Yonif 732/Banau di Julukoma adalah wujud nyata dari bakti TNI kepada rakyat, ” ujar Mayjen Lucky. “Kesehatan adalah hak dasar, dan para prajurit kami hadir untuk memastikan hak itu sampai ke tangan yang paling membutuhkan. Kisah Atena dan Erna adalah pengingat bahwa sekecil apa pun tindakan kasih, bisa mengubah hidup seseorang.”

Di balik rimba dan gunung, loreng-loreng itu bukan hanya penjaga batas negara mereka adalah jembatan kemanusiaan. Mereka menabur asa, menyembuhkan luka, dan membisikkan pesan bahwa negara hadir, bahkan di titik terjauh sekalipun.

Karena sejatinya, kehebatan seorang prajurit bukan hanya di medan laga tetapi di hati rakyat yang merasa dilindungi dan dicintai.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf. Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |