Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji menyatakan bahwa penting untuk memastikan kehadiran Kampung KB tidak hanya bersifat administratif atau simbolik, tetapi benar-benar berfungsi sebagai pusat integrasi berbagai program pembangunan keluarga dan pemberdayaan masyarakat.
Hal itu ditegaskan Wihaji dalam kunjungan ke Pesantren Bairrul Walidaeni di Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Kita punya program Kampung KB, yaitu Kampung Keluarga Berkualitas. Semangatnya adalah memastikan di kampung tersebut ada integrasi program, supaya misalnya tidak stunting, ada pengasuhan anak, serta berbagai kegiatan lain yang tujuannya mewujudkan keluarga yang sehat dan mandiri," kata Wihaji saat berdialog dengan warga Desa Caringin, Senin (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) ingin memastikan program Kampung KB di berbagai daerah dapat berjalan sesuai tujuan.. Karena itu, Wihaji turun langsung ke lapangan untuk melihat pelaksanaan, serta mendengarkan masukan dari masyarakat dan tokoh setempat.
"Kita mau bikin pendekatan baru. Jangan sampai nanti banyak Kampung KB, tapi faktanya tidak berjalan. Karena itu kita cek langsung ke lapangan. Tadi saya juga sudah berdialog dengan Pak Lurah dan tokoh pesantren. Ada beberapa program yang memang saling mendukung, termasuk pengembangan sumber daya manusia," katanya.
Lebih jauh, Wihaji menyoroti keterlibatan pondok pesantren dan lembaga masyarakat dalam memperkuat sinergi antarprogram. Di Desa Caringin, pengembangan Kampung KB Melati diinisiasi oleh tokoh pesantren setempat bersama pemerintah desa, dengan dukungan berbagai pihak, termasuk integrasi dengan program Koperasi Merah Putih.
Menurutnya, pendekatan integratif ini penting agar pembangunan keluarga tidak berjalan secara sektoral.
"Kampung KB harus menjadi Kampung Keluarga Berkualitas yang saling integratif dan menyatu. Semangatnya satu: meningkatkan kualitas SDM, membangun kemandirian, dan menciptakan kebahagiaan serta ketenteraman di masyarakat," tutur Wihaji.
Menjumpai para calon pengantin, orang tua balita, hingga pelajar di lokasi, Wihaji kembali mengingatkan tentang pembangunan berkelanjutan sejak usia dini sebagai bagian menghadapi tantangan bonus demografi.
"Kita ingin memastikan setiap tahap kehidupan, mulai dari calon pengantin, balita, pelajar hingga mahasiswa, semua siap menghadapi tantangan masa depan. Itu juga menjadi pesan Presiden kepada saya: pentingnya menjaga stabilitas demografi," ujarnya.
Wihaji berharap, Kampung KB Melati dapat menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat dalam membangun keluarga berkualitas dan berdaya saing.
(rea/rir)

3 hours ago
1
















































