Jakarta, CNN Indonesia --
TNI AD mengungkap kronologi penyerangan yang dilakukan oleh 15 Warga Negara Asing (WNA) asal China terhadap 4 anggota Batalyon Zipur 6/SD, di Ketapang, Kalimantan Barat.
Kapendam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Eko Wardono menyebut insiden ini terjadi pada Minggu (14/12) kemarin di PT SRM ketika sedang dilaksanakan Latihan Dalam Satuan.
Eko menjelaskan ketika itu anggota yang sedang latihan mendapatkan informasi dari pihak keamanan jika terlihat drone terbang di seputaran area latihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya anggota melakukan pengejaran serta mendatangi lokasi orang yang mengopersional drone, ternyata drone tersebut dioperasionalkan 4 orang WNA asal Beijing," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/12).
Ia mengatakan pada saat itu anggota berupaya meminta keterangan dari keempat WNA terkait alasan penerbangan drone. Akan tetapi, Eko menyebut secara tiba-tiba muncul 11 WNA lainnya dan langsung menyerang anggota dengan senjata tajam, airsoft gun dan alat setrum.
Eko menjelaskan dengan kondisi yang tidak seimbang, anggota tersebut langsung kembali ke area perusahaan untuk menghindari kemungkinan terburuk. Ia memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dari anggota TNI dalam insiden tersebut.
"Motif penyerangan dan penerbangan drone ini masih didalami. Kerugian materiil akibat penyerangan itu berupa kerusakan berat pada 1 unit Mobil Perusahaan jenis Hilux dan 1 unit sepeda motor vario milik karyawan PT. SRM," pungkasnya.
Sementara itu Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan mengatakan peristiwa bermula pada pukul 15.30 WIB saat anggota pengamanan sipil PT SRM sedang melaksanakan tugas jaga. Terlihat aktivitas penerbangan moda nirawak atau drone di sekitar area PT SRM oleh WN China.
Kemudian, pada pukul 15.40 WIB, sekitar 300 meter dari pintu PT SRM, anggota pengamanan perusahaan bersama anggota TNI langsung menemui empat WNA yang menerbangkan drone.
"Saat anggota pengamanan kami dan anggota TNI turun dari kendaraan, tiba-tiba datang sebelas WN China lainnya. Mereka membawa empat bilah sajam [senjata tajam] dan air softgun, serta alat setrum," kata Imran, Minggu (14/12), seperti dikutip dari detikKalimantan.
Kapolsek Tumbang Titi, Iptu Made Adyana membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyatakan situasi sudah kondusif.
"Sampai dengan saat ini situasi kondusif," ucap dia. Belum ada penjelasan apakah kepolisian akan mendalami lebih lanjut kejadian tersebut.
(tfq/gil)

7 hours ago
1

















































