Loreng dan Doa di Nduga: Ketika TNI Bersujud Bersama Rakyat, Harapan Tumbuh di Tengah Sunyi

4 days ago 24

PAPUA - Di balik sunyinya pegunungan dan keterbatasan akses di Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, sebuah peristiwa sederhana namun penuh makna hadir memecah keheningan: Prajurit Satgas Yonif 733/Masariku duduk bersimpuh bersama warga dalam ibadah yang syahdu di Gereja Kuasi Paroki Santo Damian, Minggu (6/4/2025).

Tanpa protokol mewah, tanpa sekat formalitas, prajurit TNI dan masyarakat melebur dalam satu suara: doa dan pujian. Di tengah gereja yang berdiri sederhana, seragam loreng tak menjadi batas, melainkan pelindung yang membawa damai.

Letkol Inf Julius J. Matakena, Dansatgas Yonif 733/Masariku, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar untuk merawat rasa kemanusiaan di tengah tugas pengamanan.  

“Kami hadir bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan kasih dan iman. Ibadah bersama ini adalah cara kami menyatu dengan hati masyarakat Papua, menjadi bagian dari kehidupan mereka, ” ujarnya penuh ketulusan. Senin (7/4/2015).

Suasana haru menyelimuti ketika pendeta gereja dengan mata berkaca-kaca menyampaikan rasa terima kasihnya.  

“Kami jauh dari pusat kota, tapi kehadiran TNI membuat kami merasa dekat dengan negara. Hari ini kami merasa didengarkan, dihargai, dan dicintai, ” ucapnya, disambut anggukan jemaat yang larut dalam suasana penuh persaudaraan.

Momen ini bukanlah acara seremonial semata, melainkan refleksi dari jati diri TNI sebagai pelayan rakyat. Dalam program pembinaan mental dan teritorial (bintal & binter), prajurit Masariku menunjukkan bahwa hati nurani adalah kekuatan utama mereka, selain tugas menjaga kedaulatan.

Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema, turut menyampaikan apresiasi tinggi terhadap aksi penuh cinta ini.  

“Inilah wajah TNI sesungguhnya. Bukan sekadar kekuatan militer, tetapi pelita yang menghidupkan harapan. Prajurit yang tidak hanya berdiri tegak di medan operasi, tetapi juga mampu berlutut bersama rakyat untuk menguatkan jiwa dan iman, ” tegasnya.

Kisah di Distrik Krepkuri ini adalah serpihan kisah harapan yang mungkin luput dari sorotan utama. Namun, dari sanalah kita belajar, bahwa kedamaian tidak selalu dibawa oleh senjata kadang cukup dengan pelukan, sebaris doa, dan kehadiran yang tulus.

Authentication: 

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |