Jakarta, CNN Indonesia --
Aksi heroik Sertu Giman Syahputra, prajurit TNI yang berdinas di Koramil 02/Karang Baru, Kodim 0117/Aceh Tamiang, menjadi salah satu cerita yang layak mendapat apresiasi di tengah bencana Sumatra.
Di tengah banjir yang terus meninggi hingga lebih dari empat meter, Giman berulang kali berenang melawan arus deras untuk menyelamatkan warga yang terjebak di Kecamatan Karangbaru, Kabupaten Aceh Tamiang. Tanpa perahu dan peralatan evakuasi, Giman mengevakuasi sedikitnya 20 warga, termasuk bayi dan balita.
Peristiwa itu terjadi pada 26 November lalu. Saat banjir mulai menggenangi permukiman, Giman baru saja pulang dari desa setelah menghadiri undangan kepala desa. Air terus naik hingga malam hari, membuat ia tak sempat menyelamatkan barang-barang di rumahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paginya air makin naik. Saya naik ke atas dulu, selamatkan keluarga. Tapi ada tetangga menelepon minta tolong, katanya rumah-rumah di sekitar sudah banyak yang hanyut," ujar Giman menceritakan momen-momen krusial dalam keterangan resmi.
Mendengar kabar itu, Giman langsung bergerak. Bersama istrinya, ia mendobrak dinding rumah warga yang terjebak menggunakan balok kayu agar bisa mengevakuasi penghuni di dalamnya. Di lokasi pertama, terdapat delapan orang, termasuk seorang bayi berusia dua bulan dan beberapa balita.
Air terus meninggi hingga mencapai sekitar 4,5 meter dengan arus yang cukup kencang. Rumah-rumah di sekitar lokasi mulai hanyut satu per satu. Tanpa alat bantu evakuasi, Giman sempat kebingungan mencari cara untuk menolong warga lain yang masih terjebak.
Hingga akhirnya, seorang warga datang membawa ban dan pelampung. Berbekal alat seadanya itu, Giman nekat terjun ke air. Ia berenang melewati tiang listrik serta kabel-kabel yang terendam, lalu bolak-balik mengevakuasi warga satu per satu.
"Di satu titik ada enam orang terjebak di atas seng. Saya bolak-balik angkut mereka pakai ban. Setelah itu, ada delapan orang lagi di ujung sana, termasuk bayi umur satu bulan dan lansia," ucap Giman saat ditemui di Aceh Tamiang, Jumat (19/12).
Sertu Giman Syahputra berhasil menyelamatkan warga dan balita. (Arsip Istimewa)
Untuk mengevakuasi bayi, Giman meminta warga mencarikan ember atau baskom. Bayi itu kemudian diletakkan di dalam wadah agar lebih aman saat dibawa melintasi arus banjir. Saat itu, seng tempat warga berlindung sudah bergoyang dan hampir hanyut terbawa arus.
Giman mengaku arus banjir sangat deras sehingga bahkan perahu evakuasi tidak bisa mendekat karena khawatir terkena seng dan puing-puing rumah. Meski kelelahan dan nyaris pingsan, ia tetap melanjutkan evakuasi.
"Saya cuma minta pertolongan sama Allah, minta dikasih kekuatan. Habis itu saya bangkit lagi, naik lagi, bolak-balik sampai semua bisa diselamatkan," ujarnya.
Tak berhenti di situ, keesokan harinya Giman kembali melakukan penyelamatan terhadap empat warga lain yang tersangkut di pohon sawit akibat hanyut terbawa arus, termasuk seorang anggota TNI dan anaknya. Dengan menggunakan rakit ban sederhana, ia kembali mengevakuasi korban ke tempat aman.
Ketika ditanya apa yang membuatnya tetap menolong warga lain, meski rumah dan keluarganya sendiri juga dalam kondisi terancam, Giman menjawab: "Saya tidak tega. Saya sebagai manusia punya hati nurani. Keluarga saya sudah di tempat yang lebih tinggi. Jadi saya nekat menolong mereka."
Meski rumahnya mengalami kerusakan akibat banjir, Giman mengaku bersyukur karena warga yang ia tolong selamat.
"Perasaan saya senang sekali melihat mereka selamat. Walaupun rumah rusak parah, ya sudah, namanya bencana. Yang penting orang-orang selamat," kata Giman.
(har)

6 hours ago
6

















































