Prabowo Minta Anak-anak Korban Bencana Sumatra Semangat dan Tabah

4 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Prabowo Subianto meminta anak-anak yang terdampak banjir di Aceh untuk tetap tabah dan bersemangat agar dapat segera kembali bersekolah.

Hal itu disampaikan Prabowo saat mengunjungi salah satu posko pengungsian di Aceh Tamiang, Aceh, Jumat (12/12).

"Anak-anak yang tabah, yang semangat, kita cepat kembali supaya anak-anak semua cepat sekolah semuanya," kata Prabowo dipantau melalui siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat (12/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo mengatakan pemerintah telah melakukan segala upaya untuk mempercepat penanganan bencana.

Pada kesempatan itu, Prabowo juga meminta maaf aliran listrik yang belum sepenuhnya pulih pascabencana yang sporadis di tiga provinsi Sumatra--Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat-- akhir November lalu.

"Saya minta maaf kalau masih ada yang belum, kita sedang bekerja keras, mungkin listrik yang belum ya," kata Prabowo.

Penuhi janji

Mengutip dari Antara, Prabowo telah memenuhi janjinya untuk kembali mengunjungi korban bencana banjir bandang di Aceh.

Kali pertama kunjungannya ke Aceh pascabencana, Prabowo menyebut akses jalan menuju Tamiang masih terputus. Namun, kini, wilayah tersebut sudah dapat diakses untuk mendistribusikan bantuan.

Dalam kunjungan kedua di Aceh Tamiang itu, Prabowo menegaskan pemerintah akan terus membantu hingga pemulihan. Ia pun meminta maaf apabila masih ada daerah yang belum mendapatkan bantuan secara optimal.

"Pemerintah akan turun membantu semuanya, saya minta maaf kalau masih ada yang belum. Kita sedang bekerja keras," kata Prabowo.

Setelah dari posko pengungsian Jembatan Sungai Tamiang. Dari sana, ia akan melanjutkan perjalanan menuju Aceh Tengah.

Prabowo akan langsung menuju posko pengungsian Takengon dan dilanjutkan menuju posko SMP 2 Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Dalam kunjungan ini, Prabowo didampingi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Diketahui, Setelah melakukan kunjungan kenegaraan di Pakistan dan Rusia, Presiden Prabowo beserta jajaran menteri melanjutkan perjalanan ke Kota Medan.

Di Medan, Presiden Prabowo dijadwalkan mengecek langsung beberapa daerah terdampak bencana banjir bandang dan longsor, kemudian kembali memimpin rapat koordinasi penanganan bencana di tiga provinsi Sumatra.

Sebelumnya, Banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, di mana daerah terbanyak terdampak ada di Aceh.

Mengutip Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Provinsi Aceh, Sumut, dan Sumbar Tahun 2025 oleh BNPB, korban meninggal dunia per Jumat (12/12) siang ini mencapai 990 jiwa.

Dalam rekaman video yang diunggah di akun Instagram Kemenkes, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, "Total pengungsi dari bencana ini hampir mencapai satu juta jiwa [data per 9 Desember 2025]."

"Korban-korban yang luka ringan dan luka berat mencapai hampir 9 ribu orang. Ini adalah bencana kemanusiaan yang sangat besar," imbuhnya.

Selanjutnya, Kemenkes menyatakan masih mengupayakan pengoperasian kembali lebih dari 300 Puskesmas di 18 kabupaten/kota. Kemenkes menyatakan puskesmas-puskesmas itu dibutuhkan sebagai posko kesehatan yang melayani lebih dari dua ribu pos pengungsian.

Pada unggahan tersebut, Budi membeberkan sejumlah langkah penting yang berusaha dipenuhi Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes.

"Langkah pertama yang paling penting adalah segera mengoperasikan 41 rumah sakit dan 343 puskesmas di 3 provinsi ini untuk melayani masyarakat yang terdampak atau pengungsi, dan masyarakat umum bisa segera berjalan dengan normal," kata Budi.

Beberapa di antara rumah sakit yang mulai pulih layanannya secara bertahap di antaranya adalah RSUD Aceh Tamiang dan Langsa.

Budi mengatakan ada juga hal-hal yang harus dipastikan Pusat Krisis Kesehatan dari mulai peralatan-perlengkapan hingga tenaga medis.

"Kita harus meyakinkan bahwa listrik dan oksigen itu tersedia. Sesudah itu kita harus membersihkan rumah sakit dan puskesmas yang penuh dengan lumpur-lumpur. Kita juga harus memastikan alat-alat yang ada itu beroperasi dengan normal, karena banyak dari alat-alat tersebut yang terendam rusak harus diperbaiki, dan ada juga yang sama sekali tak bisa dipakai lagi," tambah Budi.

Dia juga menegaskan untuk memastikan pengiriman bantuan barang habis pakai dan obat-obat yang diperlukan. Selain itu, tak kalah penting, pihaknya memastikan kecukupan dari bantuan tenaga medis (nakes) sebagai penyedia layanan gawat darurat atau spesialistik sesuai kebutuhan.

Hingga kini pemerintah belum menetapkan status darurat bencana nasional.

Awal bulan ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan meski belum ditetapkan sebagai bencana nasional, penanganan bencana sudah dilakukan secara nasional.

Ia menjelaskan seluruh kementerian/lembaga telah diperintahkan Presiden Prabowo untuk mengerahkan sumber daya maksimal.

(mnf/antara/kid)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |