Senyum di Jalan Poros Sugapa–Beoga: Ketika Kasih Prajurit Menjadi Jembatan Persaudaraan di Papua

3 weeks ago 37

PAPUA - Jalan poros Sugapa–Beoga di Kabupaten Intan Jaya biasanya identik dengan perjalanan panjang yang sunyi, membelah pegunungan hijau khas Papua. Namun, pada Minggu (24/8/2025), suasana di jalur itu berbeda. Kehangatan bukan hanya datang dari sinar matahari yang menembus kabut, melainkan dari ketulusan hati para prajurit Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 500/Sikatan.

Melalui program “SIRIH” (Sikatan Beri Kasih), mereka menghadirkan sesuatu yang lebih berharga daripada sekadar bantuan: sebuah senyum, sapaan penuh persaudaraan, dan rasa aman yang menenangkan hati warga.

Bukan Sekadar Tugas, Tapi Pengabdian

Dipimpin oleh Lettu Inf M. Diyan Saputro, lima belas prajurit Yonif 500/Sikatan menyusuri jalan poros Sugapa–Beoga bukan dengan persenjataan di tangan, melainkan dengan bingkisan kasih. Mereka berhenti menyapa setiap warga yang melintas, membagikan kebutuhan pokok, dan tak lupa melempar senyum tulus yang menyatukan hati antara rakyat dan TNI.

“Kegiatan ini adalah wujud ketulusan hati kami untuk selalu dekat dengan masyarakat, ” ungkap Lettu Diyan. Baginya, “SIRIH” bukan sekadar singkatan, melainkan sebuah janji. Janji bahwa TNI hadir bukan hanya untuk menjaga perbatasan dan keamanan, tapi juga untuk menjadi saudara, sahabat, dan penguat semangat persatuan.

Doa Tulus dari Hati Rakyat

Di tengah kegiatan itu, terlihat wajah-wajah haru warga yang menerima kehadiran prajurit dengan penuh syukur. Mama Maria, seorang ibu dari Beoga, bahkan menitikkan air mata ketika menerima paket bantuan.

“Terima kasih banyak bapak tentara sudah peduli sama kami. Kami merasa diperhatikan dan dijaga. Semoga TNI selalu diberkati Tuhan, ” ujarnya lirih.

Doa tulus seorang ibu Papua menjadi hadiah terindah yang tak ternilai harganya bagi para prajurit. Mereka sadar, penghargaan itu jauh lebih besar dari medali atau tanda jasa.

Kehadiran yang Membawa Kedamaian

Dari markas komando, Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa program ini merupakan wajah nyata kepedulian TNI terhadap rakyat. “Senyum anak-anak dan doa tulus para orang tua di sana adalah cerminan keberhasilan kami. Tugas kami bukan hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga melayani rakyat. Kehadiran kami harus bisa membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi mereka, ” tegasnya.

Kehangatan itu mempertegas filosofi kehadiran TNI di Papua: menjaga keamanan, membangun persaudaraan, dan menguatkan rasa cinta tanah air di hati masyarakat.

Kasih Sayang Menghapus Sekat

Kisah di jalan poros Sugapa–Beoga adalah pengingat bahwa di balik seragam loreng yang gagah, tersimpan hati yang penuh kasih. Para prajurit menemukan keluarga baru dalam masyarakat Papua, dan masyarakat menemukan pelindung sekaligus saudara dalam diri TNI.

Pada akhirnya, “SIRIH” menjadi simbol sederhana namun mendalam: kasih yang diberikan dengan tulus akan kembali dalam bentuk doa, senyum, dan kepercayaan rakyat.

Di tanah Papua, senyum yang terukir di jalan poros Sugapa–Beoga hari itu bukan sekadar kebahagiaan sesaat. Ia adalah fondasi bagi masa depan Papua yang lebih damai, penuh persaudaraan, dan selalu dalam naungan kasih.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |