Di Punggung yang Lelah, TNI Menaruh Peduli: Kisah Prajurit Yonif 500/Sikatan Mengobati Mama-Mama Papua

5 hours ago 1

INTAN JAYA - Di tengah lereng terjal dan jalan berlumpur khas pedalaman Papua, di mana langkah kaki mama-mama Papua menapaki kehidupan dengan beban hasil kebun di punggung mereka harapan tiba dalam balutan loreng. Prajurit Yonif 500/Sikatan hadir, bukan membawa senjata, tapi membawa pengobatan dan kasih. Senin 9 Juni 2025.

Bertempat di TK Holomama, tim kesehatan Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan yang dipimpin oleh Serda Rifki, menggelar **pelayanan kesehatan untuk para mama-mama sosok perempuan tangguh yang menjadi tulang punggung kehidupan di Intan Jaya.

Punggung yang Letih, Tapi Tetap Tegar

Keluhan yang sama terdengar berulang kali: nyeri di punggung dan persendian. Namun bukan keluhan yang menggema, melainkan senyuman dan rasa syukur ketika tangan-tangan TNI menyeka peluh dan mengusap luka.

“Mereka harus berjalan berkilo-kilo meter tiap hari, menggendong hasil kebun ke pasar. Akses sangat terbatas. Tapi mereka tetap semangat, tetap tersenyum, ” ujar Serda Rifki.

Meski dengan peralatan medis sederhana, pelayanan yang diberikan tak kalah dari rumah sakit besar karena yang menyembuhkan bukan hanya obat, tapi juga kehangatan empati dan sentuhan kemanusiaan.

Ketika Tentara Menjadi Anak Sendiri

Tak sedikit dari para mama yang memeluk erat prajurit muda itu setelah mendapat pengobatan. Salah satu dari mereka, sambil menggenggam tangan prajurit dan menahan air mata, berkata:

“Kami senang. Tentara datang bukan hanya jaga, tapi bantu. Sa rasa ada yang peduli.”

Lebih dari Sekadar Pengobatan, Ini Tentang Kehadiran

Kegiatan yang berlangsung penuh keakraban ini menjadi penegasan peran ganda TNI: sebagai penjaga batas negara dan juga penjaga hati rakyatnya. Di pelosok seperti Intan Jaya, pelayanan kesehatan adalah harapan yang langka dan hari itu, harapan itu hadir dalam bentuk prajurit muda yang tak segan jongkok di hadapan rakyat.

TNI Bukan Sekadar Penjaga, Tapi Pelayan

Satgas Yonif 500/Sikatan menunjukkan bahwa kekuatan seorang prajurit tidak hanya terletak pada senjata, melainkan pada kemampuan untuk merangkul dan mengabdi sepenuh hati.

Mereka membuktikan bahwa dalam loreng, ada nurani. Dalam komando, ada cinta.

“Bersama rakyat, TNI kuat. Bersama Papua, Indonesia hebat, ” demikian semboyan yang kini bukan sekadar slogan tapi kenyataan yang hidup di pedalaman Papua.

Autentikasi:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |