INTAN JAYA - Sebuah kehangatan dan harapan baru menyelimuti Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu, (13/12/2025). Di tengah riuhnya kehidupan masyarakat, lima jiwa memilih untuk melepaskan diri dari bayang-bayang konflik dan merangkul kembali pelukan persatuan Indonesia. Mereka, yang dulunya berada di bawah bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM), kini dengan tulus mengikrarkan kesetiaan mereka kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Laparangan Apel Kantor Bupati Intan Jaya menjadi saksi bisu momen bersejarah ini. Sekitar 500 pasang mata, terdiri dari warga setempat yang penuh harap, tokoh adat dan agama yang bijaksana, serta jajaran pejabat daerah dan aparat keamanan yang bertugas, menyaksikan dengan haru prosesi sakral tersebut. Kelima individu yang menorehkan jejak baru dalam sejarah damai Papua adalah Fransiskus Japugau, Yusak Kum, Vabianus Sani, Yanuarius Sani, dan Yupianus Bilambani. Keputusan mereka meninggalkan kekerasan dan memilih jalan damai ini disambut dengan penuh sukacita.
Acara penuh makna ini juga dihadiri oleh para pemimpin daerah dan aparat penegak hukum, termasuk Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa, Danrem 173/PVB Brigjen TNI I Ketut Mertha Gunarda, dan Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare. Kehadiran mereka menegaskan dukungan penuh terhadap langkah damai yang diambil oleh kelima saudara sebangsa.
Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto, mengungkapkan betapa berartinya momen ini sebagai bukti keberhasilan pendekatan humanis yang digalakkan oleh TNI. Ia menekankan bahwa negara hadir untuk merangkul dan memberikan keyakinan bahwa rakyat Papua tidak pernah ditinggalkan.
"Ikrar kembalinya lima saudara kita hari ini adalah bukti nyata bahwa upaya damai yang kita galakkan berhasil menyentuh nurani. TNI, khususnya Koops Habema, hadir untuk merangkul dan meyakinkan bahwa negara tidak pernah meninggalkan rakyatnya, " kata Mayjen TNI Lucky Avianto.
Dansektor Barat Koops Habema, Kolonel Inf Arif Budi Situmeang, turut menambahkan optimisme dengan menyatakan bahwa pintu negara selalu terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Ia menekankan bahwa pendekatan yang sejuk dan membangun adalah kunci keberhasilan, dan terbukti hari ini.
"Pendekatan sejuk dan membangun adalah kunci, dan hasilnya terbukti hari ini. Kita akan terus mendampingi mereka dalam perjalanan menuju perdamaian, " ujarnya.
Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, menyampaikan rasa syukurnya yang mendalam. Baginya, ini adalah kemenangan nurani bagi seluruh masyarakat Papua.
"Ini adalah kemenangan nurani bagi masyarakat Papua. Kami berharap ini menjadi langkah besar untuk perdamaian yang lebih luas, " ucapnya.
Bupati Intan Jaya, Aner Maisini, tak lupa mengapresiasi kerja keras aparat keamanan yang telah menciptakan kondisi kondusif bagi terjadinya peristiwa penting ini. Ia menyampaikan terima kasih atas dedikasi TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan kedamaian di Intan Jaya.
Dalam suasana haru, salah satu eks anggota OPM, Fransiskus Japugau, berbagi alasan di balik keputusannya yang monumental. Ia mengungkapkan kesadaran akan masa depan yang lebih baik bagi anak cucu mereka.
"Kami menyadari bahwa kekerasan tidak memberikan masa depan bagi kami dan anak-anak kami. Kami ingin kedamaian, dan hari ini, kami kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi untuk bersama-sama membangun Intan Jaya, " ungkap Japugau.
Prosesi ikrar ditutup dengan simbolis pengalungan baju batik dan pemberian Al Kitab, sebagai tanda penerimaan mereka kembali ke dalam keluarga besar masyarakat Indonesia. Doa bersama dan tarian adat mengiringi akhir dari sebuah perjalanan panjang menuju kedamaian yang lebih hakiki.
Dansatgas Yonif 500/Sikatan, Letkol Inf Danang Rahmayanto, menegaskan bahwa keputusan para eks anggota OPM ini adalah langkah positif yang patut diapresiasi. Ia menekankan bahwa mereka adalah saudara sebangsa yang siap didampingi untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
"Mereka yang kembali adalah saudara sebangsa. Kami siap mendampingi mereka dalam memperbaiki masa depan. Intan Jaya kini menjadi saksi bahwa persatuan jauh lebih kuat daripada perpecahan, " tegas Letkol Inf Danang Rahmayanto.
Peristiwa ini tidak hanya menjadi berita, tetapi sebuah awal baru yang mempertegas bahwa kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat keamanan adalah kunci utama dalam mewujudkan Papua yang aman, damai, dan penuh harapan untuk semua.


















































