LANNY JAYA - Di tengah sunyi dan beratnya medan pedalaman Papua, kehangatan persaudaraan justru tumbuh di antara dinding honai yang bersahaja. Prajurit Pos Tumbupur Satgas Yonif 408/Suhbrasta menunjukkan bahwa tugas mereka bukan hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga menumbuhkan cinta dan rasa saling percaya dengan masyarakat di pelosok negeri.
Pada Kamis (6/11/2025), prajurit Pos Tumbupur melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan mendatangi rumah-rumah warga di Kampung Tumbupur, Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, sebuah wilayah yang dikenal dengan kontur pegunungan dan cuacanya yang ekstrem. Kegiatan sederhana ini menjadi jembatan pengikat antara TNI dan rakyat simbol kemanunggalan yang terus hidup di tanah Papua.
Danpos Tumbupur, Kapten Inf Panca, menegaskan bahwa langkah turun langsung ke rumah warga bukan sekadar rutinitas, melainkan cara membangun kedekatan hati.
“Kami datang bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Kuyawage. Melalui Komsos ini, kami ingin mengetahui apa yang mereka rasakan dan butuhkan, agar bisa mencari solusi bersama, ” ujarnya.
Dalam suasana hangat di dalam honai, prajurit dan warga saling bertukar cerita. Suasana yang awalnya formal berubah menjadi penuh canda dan tawa. Di sana, tak ada lagi sekat antara seragam loreng dan masyarakat adat yang tersisa hanyalah semangat gotong royong dan rasa saling percaya.
Yabur Kiwo, salah satu tokoh pemuda Kampung Tumbupur, mengaku terharu atas perhatian prajurit TNI yang selalu hadir di tengah warga tanpa jarak.
“Kami senang sekali Bapak-bapak TNI datang langsung ke rumah kami. Mereka tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga mendengarkan keluh kesah kami dan membantu mencari jalan keluar, ” tutur Yabur dengan wajah sumringah.
Kapten Panca menambahkan, pendekatan humanis seperti ini terbukti efektif mempererat ikatan emosional antara TNI dan masyarakat.
“Ketika warga merasa aman dan dekat dengan kami, mereka dengan sendirinya ikut menjaga stabilitas wilayah. Inilah bentuk kemanunggalan sejati yang menjadi kekuatan TNI di Papua, ” katanya menegaskan.
Dari lokasi terpisah, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, mengapresiasi langkah personelnya di lapangan. Ia menilai apa yang dilakukan prajurit Yonif 408/Sbh merupakan wujud nyata kehadiran negara hingga ke pelosok terjauh.
“TNI tidak datang untuk menindas rakyat Papua. Kami hadir untuk menjaga, membantu, dan memastikan pembangunan berjalan tanpa ancaman. Kehadiran prajurit di kampung-kampung seperti ini adalah bukti bahwa negara tidak pernah absen, ” tegas Mayjen Lucky.
Ia menambahkan, TNI berkomitmen untuk tidak hanya berfokus pada aspek keamanan, tetapi juga membangun komunikasi sosial, melakukan pembinaan teritorial, dan mendukung upaya pembangunan daerah.
“Tujuan kami sederhana: masyarakat harus merasa aman, damai, dan dihargai di tanahnya sendiri, ” pungkasnya.
Dari balik pegunungan dan kabut Kuyawage, kisah para prajurit Yonif 408/Suhbrasta menjadi cermin kemanusiaan yang tulus. Di tanah yang keras, mereka memilih menanam benih persaudaraan karena di Papua, senjata terkuat bukanlah peluru, melainkan hati yang tulus untuk rakyat. (*)


















































