Rakyat Papua Dijadikan Tameng Hidup oleh OPM: Antara Kepentingan Separatis dan Derita Masyarakat

3 hours ago 1

PAPUA - Konflik berkepanjangan di Papua terus memakan korban, namun yang paling menderita justru rakyat sipil. Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang mengklaim memperjuangkan kemerdekaan, berulang kali menggunakan masyarakat sebagai tameng hidup dalam menghadapi operasi keamanan dari TNI-Polri. Senin (24/02/2025).

Fenomena ini bukan sekadar isu, melainkan realitas tragis yang terjadi di berbagai wilayah Papua. Kelompok separatis sering menyusup ke perkampungan warga, memanfaatkan mereka sebagai perisai dari upaya penindakan aparat keamanan. Akibatnya, masyarakat tidak hanya hidup dalam ketakutan, tetapi juga menjadi korban kekerasan, intimidasi, dan propaganda yang memaksa mereka tunduk pada kepentingan OPM.

Dilema Aparat: Menumpas Separatis atau Melindungi Warga?

Pola pergerakan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang berbaur dengan warga sipil membuat operasi keamanan menjadi sangat kompleks. TNI-Polri dihadapkan pada dilema besar: menindak kelompok bersenjata tanpa mencederai masyarakat tak bersalah. Situasi ini sering kali dimanfaatkan oleh OPM untuk membangun narasi bahwa aparat bertindak represif, padahal kenyataannya, justru mereka yang menjadikan rakyat Papua sebagai korban.

Kasus-kasus penyanderaan, perampasan hasil bumi, hingga pembakaran fasilitas umum menunjukkan bahwa OPM tidak benar-benar membela rakyat, melainkan menjadikan mereka alat dalam agenda politik separatis. Warga yang tidak patuh atau berani melawan sering kali mendapatkan ancaman, bahkan kekerasan.

Waktunya Mengutamakan Solusi Damai

Konflik bersenjata di Papua tidak akan membawa kesejahteraan bagi rakyat. Sebaliknya, Papua hanya akan semakin tertinggal jika terus berada dalam ketakutan dan ketidakpastian. Pemerintah Indonesia terus berupaya menghadirkan solusi berbasis pembangunan dan kesejahteraan, namun gangguan dari kelompok separatis selalu menjadi penghambat utama.

Jika benar OPM peduli dengan rakyat Papua, seharusnya mereka mengutamakan dialog dan solusi damai, bukan terus menerus menciptakan konflik. Karena pada akhirnya, yang menjadi korban bukanlah aparat atau pemimpin separatis, melainkan rakyat Papua sendiri. (jis Agung)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |