ASMAT - Di tengah keheningan rimba dan gemericik sungai yang menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat Asmat, Papua, tawa riang anak-anak SD Rimba YPPK Yan Smith Mumugu 2 di Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, pecah pada Minggu (9/11/2025). Kedatangan prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 733/Masariku hari itu bukan membawa persenjataan, melainkan kehangatan hati lewat program "Masariku Peduli Gizi." Kehadiran mereka menjadi oase harapan di wilayah terpencil ini.
Dengan langkah sigap dan senyum tulus, para prajurit menyajikan hidangan bergizi bagi puluhan siswa. Aroma masakan yang menggugah selera berpadu dengan suara ceria anak-anak, menciptakan momen mengharukan di tengah kerasnya kehidupan perbatasan. Ini bukan sekadar tugas rutin, melainkan wujud nyata pengabdian TNI untuk masa depan bangsa.
"Anak-anak di perbatasan adalah generasi penerus bangsa yang harus kita jaga kesehatannya. Melalui Masariku Peduli Gizi, kami ingin menumbuhkan kesadaran pentingnya asupan gizi seimbang agar mereka tumbuh kuat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan, " ujar Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, di sela kegiatan.
Tak hanya soal makanan, para prajurit juga dengan sabar mengajarkan pentingnya kebersihan diri, termasuk cara mencuci tangan yang benar, serta menekankan pentingnya makan bergizi setiap hari. Edukasi sederhana ini disampaikan dengan cara yang menyenangkan, membuat anak-anak mudah menyerap pesan kesehatan.
Ibu Rosita, seorang guru di sekolah tersebut, tak dapat menahan haru melihat keceriaan murid-muridnya. "Kami sangat berterima kasih kepada Satgas Yonif 733/Masariku. Program ini sangat membantu dan membuka wawasan anak-anak kami tentang hidup sehat. Mereka sangat bahagia, dan kami merasa benar-benar diperhatikan, " tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Bagi masyarakat Asmat, kegiatan ini lebih dari sekadar pemberian makanan. Ini adalah bukti nyata kepedulian dan kehadiran negara di tengah keterbatasan akses yang seringkali mereka hadapi. Perhatian seperti ini menjadi penyejuk jiwa dan sumber optimisme.
Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. "Inilah jati diri prajurit TNI. Mereka bukan hanya menjaga kedaulatan, tapi juga menjadi pelindung dan sahabat bagi rakyat. Kami datang bukan hanya membawa senjata, tapi juga membawa hati, " tegas Mayjen Lucky Avianto.
"Setiap langkah kecil seperti ini adalah investasi besar bagi masa depan Papua, " tambahnya, menegaskan dampak jangka panjang dari program kemanusiaan ini.
Program "Masariku Peduli Gizi" menjadi simbol eratnya kemanunggalan antara TNI dan rakyat di penjuru timur Indonesia. Melalui sentuhan kasih dan kepedulian, prajurit Masariku tidak hanya memberikan nutrisi, tetapi juga menyalakan percikan harapan dan membuktikan bahwa menjaga bangsa adalah tentang kekuatan hati, bukan hanya senjata. (jurnalis.id)


















































