Satgas Yonif 644 Bangun Ketahanan Pangan di Walaik: Cangkul, Tawa, dan Harapan Baru untuk Warga Holima

2 hours ago 1

WAMENA - Suasana pagi di Distrik Walaik, Kabupaten Jayawijaya, tampak berbeda pada Jumat (19/9/2025). Deretan prajurit berseragam loreng dari Satgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti Pos Walaik tampak menyatu dengan masyarakat Kampung Holima. Tidak ada batas antara TNI dan warga; mereka berdiri sejajar, menggenggam cangkul, parang, dan harapan yang sama: membangun kemandirian pangan di tanah yang subur itu.

Dipimpin oleh Serda Muhtar, para prajurit melaksanakan kegiatan *Karya Bakti dengan membuka lahan perkebunan baru milik warga. Di lahan tersebut, nantinya akan ditanami keladi, sayur-sayuran, hingga bawang komoditas penting yang selama ini menjadi sumber pangan utama masyarakat Papua.

Meski matahari terasa terik, semangat kerja bergemuruh. Suara cangkul menghantam tanah bercampur dengan tawa ringan, menciptakan harmoni kebersamaan. Prajurit dan warga bekerja bahu-membahu, tanpa sekat, tanpa jarak.

“Kami TNI hadir bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga membantu setiap kesulitan rakyat. Membuka lahan ini adalah langkah kecil untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat. Semoga hasilnya nanti benar-benar bisa dirasakan langsung oleh warga, ” ungkap Serda Muhtar dengan senyum penuh keyakinan.

Bagi warga Holima, kehadiran TNI bukan sekadar soal rasa aman. Pemilik lahan bahkan terlihat terharu saat menyampaikan rasa syukur mereka. “TNI bukan hanya penjaga, tapi sudah seperti saudara. Kehadiran mereka selalu membawa harapan baru, ” ujar salah seorang warga dengan mata berkaca-kaca.

Dansatgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti, Letkol Inf Tiertona Arga, S.I.P., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen TNI untuk benar-benar hadir di tengah masyarakat.

“Ketahanan pangan adalah fondasi kesejahteraan. Kami ingin masyarakat tahu bahwa TNI ada bukan hanya saat ada gangguan keamanan, tetapi juga ketika warga membutuhkan solusi untuk kehidupan sehari-hari. Membantu membuka lahan ini adalah wujud nyata dari kebersamaan. Harapan kami, hasil panen nanti bisa menjadi sumber pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga, ” tegasnya.

Lebih dari sekadar aktivitas bercocok tanam, karya bakti ini menyimpan makna besar: membangun kemandirian bangusa dari akar rumput. Di Holima, ketahanan pangan bukan lagi sekadar slogan, melainkan kerja nyata yang dipahat dengan keringat dan ketulusan.

Cangkul dan parang yang berayun hari itu seolah menjadi simbol perjuangan baru: perjuangan melawan keterbatasan dengan menanam harapan di tanah yang kaya. Dari Holima, gema ketahanan pangan itu menjadi bukti bahwa cita-cita menuju Indonesia Emas lahir dari kebersamaan antara rakyat dan prajurit yang setia mengabdi.

(PenSatgas Yonif 644/

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |