Hangatnya Kebersamaan di Perbatasan: Satgas Yonif 10 Marinir/SBY Makan Bersama Anak-Anak Pos Ayata

3 weeks ago 38

PAPUA - Di sebuah sore yang teduh di Pos Ayata, Distrik Aifat Timur, suara tawa anak-anak menggema, berpadu dengan canda prajurit yang berseragam loreng. Pemandangan itu mungkin sederhana, hanya makan bersama di halaman pos, namun maknanya begitu dalam. Di perbatasan yang sering kali dipenuhi cerita tentang ketegangan dan kewaspadaan, prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY Gobang IV menghadirkan wajah lain: kehangatan dan kebersamaan.

Pada hari itu, prajurit TNI membuka pintu pos mereka lebar-lebar untuk anak-anak kampung sekitar. Dengan penuh semangat, bocah-bocah datang berlarian, sebagian masih mengenakan pakaian sederhana, sebagian lagi malu-malu namun mata mereka berbinar penuh rasa ingin tahu. Para prajurit menyambut dengan senyum, lalu bersama-sama duduk bersila, menyantap hidangan yang disediakan.

Lebih dari Sekadar Makan Bersama

Makan bersama bukan sekadar membagi piring dan sendok, tetapi juga membagi rasa. Rasa aman, rasa nyaman, dan rasa memiliki. Anak-anak terlihat riang, saling bercanda dengan prajurit seolah tidak ada jarak di antara mereka. Beberapa tampak begitu akrab, menyuapkan makanan kecil kepada prajurit yang kini mereka anggap seperti kakak atau bahkan orang tua kedua.

Danpos Ayata menjelaskan bahwa kegiatan ini sengaja digelar untuk memperkuat ikatan emosional dengan masyarakat, terutama anak-anak yang menjadi generasi penerus.

“Kegiatan ini kami laksanakan sebagai wujud kepedulian dan rasa sayang kepada anak-anak di sekitar pos. Kami ingin kehadiran Satgas tidak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan kedekatan dengan masyarakat, ” ujarnya.

Menumbuhkan Kepercayaan di Bumi Perbatasan

Di wilayah perbatasan seperti Maybrat, TNI tidak hanya hadir dengan misi menjaga kedaulatan, tetapi juga membangun kepercayaan rakyat. Kedekatan dengan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan suasana damai dan harmonis. Anak-anak, dengan kepolosan mereka, menjadi jembatan yang paling tulus dalam mempererat hubungan itu.

Kegiatan sederhana seperti makan bersama ini menjadi ruang bagi TNI untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya aparat bersenjata, melainkan sahabat, keluarga, dan pelindung.

Senjata Bernama Kasih Sayang

Di balik senjata dan disiplin militer yang ketat, prajurit TNI juga memiliki senjata lain yang jauh lebih ampuh: kasih sayang. Saat seorang anak tertawa lepas di pangkuan seorang prajurit, atau ketika mereka saling berbagi makanan dengan penuh canda, itulah bukti nyata bahwa cinta dan kebersamaan mampu meruntuhkan sekat.

Seorang warga setempat bahkan berkomentar, “Bapak TNI di Pos Ayata tidak hanya menjaga tanah kami, tetapi juga menjaga hati anak-anak kami. Mereka merasa aman, merasa punya teman, dan merasa diperhatikan.”

Jejak Persaudaraan di Perbatasan

Makan bersama di Pos Ayata mungkin hanya berlangsung beberapa jam, namun kesannya akan menetap lama di ingatan anak-anak kampung. Dari momen sederhana itulah tumbuh rasa persaudaraan yang kokoh, sebuah ikatan yang tidak mudah digoyahkan oleh jarak maupun waktu.

Di perbatasan Papua Barat, prajurit Yonif 10 Marinir/SBY tidak hanya menjaga garis batas negara. Mereka menjaga sesuatu yang lebih berharga: kepercayaan rakyat dan masa depan generasi muda.

(PenSatgas Yonif 10 Marinir SBY)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |