Goa Balim, Papua Pegunungan - Suasana hangat penuh kekeluargaan mewarnai Kampung Wamitu, Distrik Goa Balim, saat prajurit Satgas Yonif 408/Sbh melangkah bukan untuk operasi militer, melainkan untuk menyapa, mendengarkan, dan merangkul masyarakat. Selasa (14/10/2025).
Melalui kegiatan anjangsana ke kediaman Pendeta Matius, tokoh Gereja Baptis Wamitu, para personel Pos Wamitu meneguhkan semangat kemanunggalan antara TNI dan rakyat Papua.
Dipimpin oleh Serda Thomas, kegiatan itu berlangsung sederhana namun sarat makna. Obrolan yang mengalir membahas kehidupan masyarakat, dinamika sosial, hingga harapan bersama untuk menjaga perdamaian di tanah penuh berkat, Papua.
Komandan Pos Wamitu, Kapten Inf Indra, menyampaikan bahwa kehadiran Satgas di Papua tidak hanya untuk menjalankan tugas pengamanan, tetapi juga memperkuat jalinan kepercayaan dengan masyarakat melalui pendekatan humanis.
“Di Papua, tokoh agama seperti Pendeta Matius memiliki peran penting dalam menjaga kedamaian dan menyatukan umat, ” ujarnya.
“Kami ingin hubungan yang harmonis ini terus terjaga, agar TNI dan rakyat dapat berdiri bersama menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah ini.”
Pendeta Matius sendiri menyambut hangat kunjungan para prajurit. Dengan nada penuh syukur, ia menyebut silaturahmi seperti ini sebagai cermin kasih dan teladan bagi masyarakat.
“Saya merasa terhormat menerima kunjungan bapak-bapak TNI. Hubungan seperti ini bukan hanya berarti bagi saya, tetapi juga memberi contoh positif bagi umat agar terus hidup dalam kasih, damai, dan saling menghormati, ” ungkapnya.
Menanggapi kegiatan Satgas Yonif 408/Sbh tersebut, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi dan penegasan penting bagi seluruh prajurit.
“Setiap prajurit harus mengingat bahwa di balik seragam dan senjata, ada hati yang membawa misi perdamaian, ” tegas Mayjen Lucky.
“Jaga hati rakyat Papua seperti menjaga keluarga sendiri. Pendekatan humanis seperti ini adalah kunci keberhasilan operasi TNI. Kita hadir bukan dengan kekuatan semata, tetapi dengan kasih dan empati. Kedamaian di Papua harus diperjuangkan dengan membangun jembatan hati, bukan sekat.”
Kunjungan sederhana itu menjadi bukti bahwa kedamaian tidak selalu lahir dari kekuatan senjata, melainkan dari tangan yang terulur dengan tulus dan hati yang mau mendengarkan.
Melalui langkah kecil di Lembah Wamitu, TNI dan tokoh agama membuktikan bahwa harmoni dan persaudaraan adalah fondasi utama menjaga Papua tetap damai dalam pelukan Ibu Pertiwi.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono