Rosita: Saat Prajurit TNI Menjadi Pasar Harapan di Pedalaman Papua

2 weeks ago 38

PAPUA - Kabut tipis masih menggantung di perbukitan Distrik Dal ketika suasana Kampung Grimbun mendadak ramai. Jumat, 29 Agustus 2025, halaman Pos Dal Satgas Yonif 400/BR seketika berubah menjadi pasar kecil penuh canda dan tawa. Namun, pasar kali ini berbeda. Di balik senyum prajurit berseragam loreng, tersimpan misi besar: menumbuhkan harapan bagi para petani lewat program Rosita (Borong Hasil Tani).

Sejak pagi, warga berbondong-bondong datang dengan membawa hasil panen. Ada ubi jalar, singkong, hingga sayuran segar yang ditata dalam karung dan anyaman noken. Satu per satu, prajurit mendatangi warga, menyapa dengan hangat, lalu membeli hasil bumi mereka dengan harga yang pantas. Di balik setiap transaksi sederhana, tersimpan pesan kuat: jerih payah petani harus dihargai.

Lebih dari Sekadar Jual Beli

Bagi masyarakat Grimbun, program Rosita bukan hanya tentang uang yang mereka terima. Tokoh masyarakat, Bapak Lerianus Gwijangge, mengungkapkan rasa harunya.

“Ini bukan sekadar jual beli. Kami merasa sangat terbantu. Hasil panen kami terserap dengan baik, dan yang lebih penting, hubungan kami dengan Bapak-bapak TNI semakin erat seperti keluarga, ” tuturnya dengan mata berbinar.

Rosita sejatinya adalah ruang perjumpaan. Sebuah jembatan yang mempertemukan prajurit dengan rakyat, bukan dalam suasana tegang, melainkan dalam suasana penuh persaudaraan. Dengan cara sederhana ini, TNI menunjukkan bahwa keberadaan mereka di Papua adalah untuk merangkul, bukan menjauhkan.

Menumbuhkan Harapan dari Pedalaman

Program Rosita lahir dari kesadaran bahwa pembangunan di Papua tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur fisik. Ketahanan pangan dan kesejahteraan petani menjadi fondasi yang tak kalah penting. Dengan memborong hasil tani masyarakat, TNI memastikan rantai ekonomi lokal tetap hidup, bahkan di daerah terpencil yang jauh dari akses pasar.

Bagi banyak warga, hasil panen sering kali sulit dijual karena keterbatasan transportasi dan akses pasar. Kehadiran prajurit Yonif 400/BR dengan program ini seakan membuka jalan baru. Setiap kilogram ubi yang terbeli adalah napas tambahan bagi keluarga, setiap ikat sayuran yang laku adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih sejahtera.

Apresiasi dari Pimpinan TNI

Keberhasilan ini mendapat perhatian dari Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menegaskan bahwa peran TNI tidak berhenti di ranah militer.

“Tugas kami bukan hanya menjaga perbatasan, melainkan juga menjaga hati rakyat. Kegiatan seperti ini adalah bukti nyata bahwa kami selalu ada, berjalan berdampingan dengan masyarakat, dan siap membantu mereka mewujudkan impian, ” tegas Mayjen Lucky.

Baginya, setiap prajurit adalah representasi dari negara yang hadir bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan empati dan ketulusan.

Kemanunggalan yang Nyata

Program Rosita menjadi bukti nyata bahwa TNI dan rakyat adalah dua sisi yang tak terpisahkan. Para prajurit bukan hanya pahlawan di garis depan pertahanan, tetapi juga sahabat di ladang kehidupan sehari-hari.

Di Grimbun, harapan tumbuh seiring senyum yang merekah. Prajurit dan rakyat berdiri berdampingan, merajut masa depan bersama. Melalui program sederhana bernama Rosita, TNI membuktikan bahwa di pedalaman Papua, harapan bisa tumbuh, kesejahteraan bisa dirajut, dan kemanunggalan bisa terus hidup.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |