NENGGEAGIN - Di tengah heningnya pegunungan Papua dan kabut yang turun perlahan di pagi hari, langkah para prajurit Satgas Yonif 408/Sbh menembus jalan setapak menuju Kampung Nenggeagin, Distrik Nenggeagin. Mereka datang bukan dengan senjata, melainkan dengan senyum, perhatian, dan niat tulus untuk mendengar denyut kehidupan masyarakat di pedalaman.
Kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang digelar pada Jumat (31/10/2025) ini merupakan bagian dari program pembinaan teritorial berkelanjutan. Melalui pendekatan yang hangat dan penuh empati, para prajurit menyapa warga dari rumah ke rumah, mendengarkan cerita, mencatat kebutuhan, hingga memberikan layanan kesehatan bagi yang membutuhkan.
“Kami ingin hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai sahabat bagi masyarakat. Dengan Komsos, kami bisa lebih memahami apa yang benar-benar dibutuhkan warga dan mencari solusi bersama, ” ujar Kapten Inf Subur, Danpos Nenggeagin, dengan mata yang menatap penuh keyakinan.
Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas militer, melainkan jembatan kemanusiaan yang mempererat hubungan antara TNI dan rakyat.
“Kami mendatangi honai-honai warga, berbincang dari hati ke hati, dan berharap bisa saling menjaga. Karena keamanan bukan hanya tanggung jawab TNI, tapi milik kita semua, ” tambahnya.
Suasana akrab dan haru menyelimuti kegiatan tersebut. Anak-anak tampak berlarian riang menyambut para prajurit, sementara para orang tua tersenyum hangat, merasa diperhatikan di tengah keterpencilan wilayah mereka.
Undius Niko Kogoya, tokoh masyarakat Nenggeagin, tidak mampu menyembunyikan rasa harunya.
“Saya senang sekali. Prajurit TNI selalu datang membawa senyum dan kedamaian. Di kampung ini, kami merasa diperhatikan dan dijaga. Terima kasih banyak untuk TNI, semoga Tuhan jaga kalian semua, ” ucapnya dengan suara bergetar.
Kehadiran Satgas Yonif 408/Sbh di Nenggeagin bukan sekadar menjalankan misi negara, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang paling dalam. Mereka hadir dengan hati, mengulurkan tangan untuk membantu, dan membuka telinga untuk mendengar.
Di balik kesederhanaannya, kegiatan ini menjadi simbol kasih dan ketulusan. Sebuah pengingat bahwa pengabdian sejati tidak selalu lahir dari perintah, melainkan dari cinta kepada sesama dan tanah air.
Di ujung Papua yang jauh dari hiruk pikuk kota, Satgas Yonif 408/Sbh terus menyalakan obor persaudaraan — membuktikan bahwa TNI dan rakyat adalah satu tubuh, satu jiwa, dan satu doa untuk Indonesia yang damai dan bersatu.
(Lettu Inf Sus/AG)


















































