INTAN JAYA - Di tengah dinginnya udara pegunungan Intan Jaya, kehangatan persaudaraan tampak nyata antara masyarakat dan prajurit TNI. Momen penuh haru itu terjadi ketika Mama Yulistin Maiseni, warga Kampung Mamba, Distrik Sugapa, datang ke Pos Kotis Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan sambil membawa hasil kebun berupa sayur-sayuran dan jeruk segar, Senin (3/11/2025).
Kedatangan Mama Yulistin bukan tanpa alasan. Ia datang dengan hati penuh syukur untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada para prajurit Satgas yang sebelumnya telah membantunya sembuh dari sakit melalui pelayanan kesehatan gratis yang digelar beberapa waktu lalu.
Di pos yang sederhana namun penuh kehangatan itu, Kapten Arh Supriono, selaku Pabintal Satgas Yonif 500/Sikatan, bersama sejumlah prajurit menyambut kedatangan Mama Yulistin dengan senyum tulus. Di atas meja kayu, hasil bumi yang dibawa menjadi simbol kearifan lokal dan ikatan batin antara rakyat Papua dan TNI.
“Kami sangat terharu dengan ketulusan hati Mama Yulistin. Apa yang beliau bawa hari ini bukan sekadar sayur dan buah, tapi simbol cinta dan persaudaraan yang tulus antara masyarakat Papua dan prajurit TNI, ” ujar Kapten Supriono.
“Hal-hal kecil seperti ini menjadi pengingat bagi kami, bahwa tugas menjaga keamanan juga harus diiringi dengan kepedulian dan kasih terhadap masyarakat, ” tambahnya.
Sebagai bentuk balasan, para prajurit menyerahkan paket sembako dan makanan bergizi untuk membantu kebutuhan keluarga Mama Yulistin. Suasana pun semakin akrab ketika mereka menikmati minuman hangat sambil berbincang ringan di bawah tenda pos.
Dengan suara lembut dan mata berkaca-kaca, Mama Yulistin mengisahkan alasannya datang ke pos TNI.
“Saya datang bawa hasil kebun ini tanda terima kasih. Dulu saya sakit, bapak-bapak tentara yang tolong obati saya sampai sembuh. Tuhan berkati semua tentara yang baik hati, ” tutur Mama Yulistin penuh haru.
Ucapan sederhana itu menjadi bukti bahwa kehadiran TNI di Papua tidak hanya memberi rasa aman, tetapi juga rasa percaya dan kasih. Kegiatan komunikasi sosial (Komsos) seperti ini menjadi ruang tumbuhnya persaudaraan antara prajurit dan masyarakat di pelosok Intan Jaya.
Menurut Kapten Supriono, kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan teritorial Satgas Pamtas yang menekankan pentingnya membangun hubungan humanis dengan masyarakat.
“TNI kuat karena bersama rakyat. Di Intan Jaya, kami belajar bahwa kekuatan terbesar bukan hanya pada senjata, tapi pada kepercayaan dan kasih yang kami bangun bersama warga, ” ucapnya menutup perbincangan dengan senyum hangat.
Kehangatan di Pos Mamba itu menjadi cerminan harmoni antara TNI dan masyarakat Papua hubungan yang tumbuh bukan karena perintah, melainkan karena ketulusan dan rasa saling peduli.
(Lettu Inf Gavin/AG)


















































