PAINAI - Upaya panjang prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile 2025 Yonif 4 Marinir untuk menjalin kepercayaan masyarakat akhirnya membuahkan hasil. Setelah sempat diwarnai penolakan, warga Distrik Pasir Putih, Kabupaten Paniai, kini menerima dengan tangan terbuka kehadiran pasukan baret ungu yang datang dengan hati dan niat tulus.
Proses perubahan itu tidak terjadi secara instan. Di bawah komando Letkol Marinir Surya Affandy Novyanto, M.Tr.Opsla, para prajurit memilih jalur musyawarah dan pendekatan humanis sebagai kunci membangun hubungan. Mereka berdialog dengan kepala suku, tokoh adat, kepala distrik, dan masyarakat untuk memahami kegelisahan dan aspirasi warga, hingga akhirnya tercapai mufakat bersama.

“Kami datang bukan untuk memaksa, tapi untuk mendengar dan membangun bersama. TNI, khususnya Korps Marinir, hadir di sini untuk menciptakan rasa aman sekaligus membantu masyarakat mengatasi kesulitannya, ” ujar Letkol Marinir Surya Affandy Novyanto, Dansatgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 4 Marinir. Kamis (30/10/2025).
Musyawarah yang digelar di balai adat Distrik Pasir Putih itu berlangsung hangat. Setiap suara warga didengarkan, dan setiap keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam suasana penuh kekeluargaan, prajurit Marinir dan masyarakat saling berjabat tangan sebagai simbol persaudaraan dan persatuan.
Kepala Suku Besar Pasir Putih, Yulianus Nawipa, menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya atas cara prajurit Marinir berinteraksi dengan masyarakat. Ia menilai, pendekatan yang dilakukan TNI sangat berbeda dari cara-cara formal yang sering dihindari warga.
“Awalnya kami takut dan menolak karena belum mengenal mereka. Tapi setelah bicara bersama, kami tahu niat mereka baik. Mereka datang bukan untuk berperang, tapi untuk menjaga dan membantu kami, ” ujar Yulianus yang disambut tepuk tangan warga.

Hasil musyawarah tersebut menjadi tonggak penting bagi hubungan harmonis antara TNI dan masyarakat setempat. Sejak pertemuan itu, warga semakin terbuka terhadap kegiatan sosial yang digagas Satgas, seperti pelayanan kesehatan dan gotong royong perbaikan fasilitas umum.
Pendekatan yang mengedepankan nilai musyawarah dan mufakat ini mencerminkan jati diri sejati prajurit Marinir tegas namun berperikemanusiaan, kuat namun selalu rendah hati di hadapan rakyat yang mereka lindungi.
Dengan langkah damai dan dialog terbuka, Satgas Yonif 4 Marinir berhasil mengubah penolakan menjadi penerimaan, dan jarak menjadi jembatan persaudaraan, demi mewujudkan Papua yang aman, harmonis, dan sejahtera.
(Pratu Denta/AG)


















































