PUNCAK - Di tengah kehangatan api yang membakar batu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak hanya hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kehidupan masyarakat Papua. Minggu (28/12/2025) menjadi saksi bisu bagaimana prajurit TNI turut larut dalam suka cita tradisi sakral Bakar Batu di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Kegiatan ini, yang serentak digelar di tiga kampung, bukan sekadar ritual adat, melainkan manifestasi rasa syukur, persatuan, dan kehangatan persaudaraan yang kian membara.
Di Kampung Tigilobak, aroma masakan tradisional menguar di udara, bercampur dengan keharuan yang terpancar dari wajah para sesepuh. Kepala Kampung Julianus Waker tampak bangga saat menyambut kehadiran prajurit TNI, termasuk Letda Inf Hasan Basri. Para tentara tak canggung ikut serta dalam setiap tahapan, mulai dari menyiapkan bahan pangan hingga prosesi adat berlangsung. Keterlibatan mereka bukan sekadar formalitas, melainkan bukti nyata kepedulian.
“Kami merasa sangat dihargai karena bapak-bapak TNI hadir dan ikut membantu tradisi Bakar Batu. Ini bukan hanya soal adat, tetapi tentang kebersamaan dan rasa persaudaraan, ” ujar Julianus Waker, dengan senyum tulus yang tak bisa disembunyikan.
Perjalanan berlanjut ke Kampung Wuloni, di mana Sekretaris Desa Lazarus Wanimbo turut menyaksikan keharmonisan yang terjalin. Bersama Letda Inf Dicky William Wattimena, prajurit TNI bahu-membahu dengan warga, memastikan setiap detail tradisi Bakar Batu berjalan lancar. Kehadiran TNI di sini menjadi penguat semangat pelestarian budaya, sebuah identitas yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Papua.
“Tradisi Bakar Batu adalah identitas dan kebanggaan masyarakat Papua. Kehadiran TNI yang ikut terlibat langsung membuat kami semakin merasa aman dan dihormati, ” ungkap Lazarus Wanimbo, matanya berbinar penuh apresiasi.
Tak ketinggalan, Kampung Bendungan pun dirajut kebersamaan melalui tradisi Bakar Batu yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, Pendeta Yudinus Waker. Di sampingnya, Letda Inf Erikson M. Silaban membaur dengan warga, menunjukkan bahwa garis pemisah antara tentara dan masyarakat semakin kabur. Gotong royong yang tercipta bukan hanya sekadar kerja sama, melainkan fondasi kepercayaan yang kokoh.
Letda Inf Erikson M. Silaban menegaskan esensi kehadiran TNI dalam kegiatan semacam ini. “Kami hadir untuk mendukung masyarakat, menjaga keamanan, dan menghormati nilai-nilai budaya lokal. Tradisi Bakar Batu adalah simbol persatuan, dan kami merasa terhormat bisa ikut ambil bagian, ” tuturnya, mantap.
Melalui partisipasi aktif dalam tradisi Bakar Batu di Ilaga, TNI membuktikan komitmennya yang mendalam. Mereka bukan hanya tameng penjaga kedaulatan, tetapi juga mitra sejati yang merangkul kebudayaan, merawat harmoni sosial, dan bersama-sama menjaga kekayaan bangsa Indonesia agar tetap lestari.


















































